Mereka Julukiku Hanya (I)


Lembar Akhir : Puisi Anakku Terbilang

tidak memilih urutanurutan halaman hanya dengan tekersik    t e r l e w a t i  rohroh pemeraga zaman meniadakan peritperit membait hanya di pusaran  i n t i  terlukis hanya sesak memperkanon nafas mahasempurna  m e n g g e n a n g i  hanya di taman bergantung sekabut aroma m e m u s a r i   

 begitulah dataran gigir aktiva ayahibu hanya paradoks  d e m i  putihnya pasir pantai dengan hanya memperayat bahasa  a b r a s i  berlumur orasiorasi  k u b e r n y a n y i  setahun  h a n y a

selaras titik akhir maut tuhan bicara jalan hitamku  a t a s  n a m a  pedang jehanne tuhan bicara anugerahkau hitamku  b e r n a m a  selaras tengkuk peluru para petarungkau  atas doadoa  b e r n a m a  selaras para penyapu jalan julukanku sampahkau  kita  b e r n a m a hitam membuktikan siapa sebenarnya di balik prasadar b e r n a m a  selaras pustaka negeri setelah katakata langit beribadah 
a t a s   n a m a


tarikan nafas jalanan gerak s u a r  s u a r a hitam itu nama mimpi yang begitu berat  m e n y e n t a k  tanyakan arti kemerdekaan dengan sepotong lagu dan  b e n d e r a  tidakkah dia perjuangan para petani dan  t u k a n g   b e c a k  tidakkah dia kelompokkelompok agama dan kampungkampung  b u d a y a  pun dia veteran dan kaum marjinal yang t e r l u p a k a n  

t i d a k k a h  di setiap detak nadi mereka yang tidak kuat lagi m e m b o h o n g i  sepotong pikiran yang jatuh dan tersadar  b e r k a l i k a l i  di setiap lekuk pralambang warisan  a l a m i  sekarat pun mereka tidak berani  l a g i  bermimpi 

buka matakau  h i r a h
lepaskan  sepotong  m e m o r i 
engkau pernah terlahir  d i   s i n i 
dengan sekeraskerasnya katakanlah  k e p a d a 
negeri mimpikau  i t u l a h  tanah air yang  m e r d e k a

------------------
Puisi terkait sebelumnya : Paragraf Saksi (II)
Puisi berikut : Mereka Julukiku Hanya  (II) - Lembar Akhir : Puisi Anakku Terbilang 

AUDIOMACHINE - PATH OF FREEDOM