Lembar Akhir : Puisi Anakku Terbilang
tidak memilih urutanurutan halaman hanya dengan tekersik t e r l e w a t i rohroh pemeraga zaman meniadakan peritperit membait hanya di pusaran i n t i terlukis hanya sesak memperkanon nafas mahasempurna m e n g g e n a n g i hanya di taman bergantung sekabut aroma m e m u s a r i
begitulah dataran gigir aktiva ayahibu hanya paradoks d e m i putihnya pasir pantai dengan hanya memperayat bahasa a b r a s i berlumur orasiorasi k u b e r n y a n y i setahun h a n y a
begitulah dataran gigir aktiva ayahibu hanya paradoks d e m i putihnya pasir pantai dengan hanya memperayat bahasa a b r a s i berlumur orasiorasi k u b e r n y a n y i setahun h a n y a
selaras titik akhir maut tuhan bicara jalan hitamku a t a s n a m a pedang jehanne tuhan bicara anugerahkau hitamku b e r n a m a selaras tengkuk peluru para petarungkau atas doadoa b e r n a m a selaras para penyapu jalan julukanku sampahkau kita b e r n a m a hitam membuktikan siapa sebenarnya di balik prasadar b e r n a m a selaras pustaka negeri setelah katakata langit beribadah
a t a s n a m a
a t a s n a m a
tarikan nafas jalanan gerak s u a r s u a r a hitam itu nama mimpi yang begitu berat m e n y e n t a k tanyakan arti kemerdekaan dengan sepotong lagu dan b e n d e r a tidakkah dia perjuangan para petani dan t u k a n g b e c a k tidakkah dia kelompokkelompok agama dan kampungkampung b u d a y a pun dia veteran dan kaum marjinal yang t e r l u p a k a n
t i d a k k a h di setiap detak nadi mereka yang tidak kuat lagi m e m b o h o n g i sepotong pikiran yang jatuh dan tersadar b e r k a l i k a l i di setiap lekuk pralambang warisan a l a m i sekarat pun mereka tidak berani l a g i bermimpi
t i d a k k a h di setiap detak nadi mereka yang tidak kuat lagi m e m b o h o n g i sepotong pikiran yang jatuh dan tersadar b e r k a l i k a l i di setiap lekuk pralambang warisan a l a m i sekarat pun mereka tidak berani l a g i bermimpi
buka matakau h i r a h
lepaskan sepotong m e m o r i
engkau pernah terlahir d i s i n i
dengan sekeraskerasnya katakanlah k e p a d a
negeri mimpikau i t u l a h tanah air yang m e r d e k a
------------------
Puisi terkait sebelumnya : Paragraf Saksi (II)
Puisi berikut : Mereka Julukiku Hanya (II) - Lembar Akhir : Puisi Anakku Terbilang
AUDIOMACHINE - PATH OF FREEDOM
AUDIOMACHINE - PATH OF FREEDOM