Di Bawah Tiang Bendera
(Franky Sahilatua- dkk)
Kita adalah saudara
dari rahim ibu pertiwi
ditempa oleh gelombang
dibesarkan jaman
dibawah tiang bendera
Dulu kita bisa bersama
dari cerita yang ada
Kita bisa saling percaya
yakin dalam melangkah
lewati badai sejarah
[reff:]
Pada tanah yang sama kita berdiri
pada air yang sama kita berjanji
karena darah yang sama jangan bertengkar
karena tulang yang sama usah berpencar
Indonesia… Indonesia
Mari kita renungkan
lalu kita bertanya
benarkah kita manusia
benarkah bertuhan
Aku Adalah Kamu
(puisi kemerdekaan)
tangan keras mengepal
tahan jiwa tarung
pecah tembok beku
aku, seakan takkan bisa
aku, seakan takkan mampu
menghentikan sesak nafas ragu
menghapus sendiri wajah pucat malu
menyeka hati ingkar
...
sonder air mata
mulutku ternyata selalu menggerutu
atas sisa-sisa
sampah jaman
...
renungan di atas renungan
di tiap malamku
di saatsaat jelang tidurku
kosonglah kosong
...
jika proklamasi ada atau tiada
di antara suara dan rasa
di antara nyata dan ilusi
tidakkah aku tertampar atas nasip bersama
atas janji-janji kita, k a w a n
...
mata berkaca......pada jasajasad penuh tekad bertaruh nyawa
benak berkaca....pada jiwa tanpa tersisa kata menyerah menantang jaman
nilai yang tiada terbandingkan
untuk perjuangan kelak bangsa dan negara
pengorbanan dan kesetiaan siapapun ia
mutiara terindah sepanjang sejarah
...
aku bergegas bangkit
ketika terdengar aliran darah mericik
aku sirnakan suara parau
yang mengaburkan kejernihan pikiran dan jiwa
sebab sinar matahari esok
akan sucikan lembaran putih ketikan proklamasi
...
tapi malam ini, kawan
kataku sekali tidak
tidak kataku
aku tidak tertidur, kawan
selamanya
menyatakan kemerdekaan
untuk selamanya
...
mari,...kembalikan jiwa waktu
mari,...uraikan lembaran tambo
mari,...mencari pembenaran dalam kejujuran
untuk apa
kita merdeka
...
para pujangga luhur lepaskan syairsyair
para penari latar lembutkan raga di tiap ujung bait
kirimkan aku setulusnya tanda frasa
bhinneka tunggal ika
...
ada rumput hijau menghampar di sini
ada lautan luas membiru di sana
ada nisan terpateri nasihat patriot
di sana..., di sini...
di tanah tumpah darah kita
tepat di ujung kaki membumi
menanyakan kembali janji
anak-anak negeri
...
tetaplah kain itu berkibar, kawan
tetaplah
dalam damai atau prahara
tetaplah
merah putih menyatukan jiwa
tetaplah
satu demi satu, aku dan kamu
isi setiap lekuk ukiran bumi pertiwi
dengan agenda prestasi bangsa
yang menjadi kebanggaan bersama
siapapun kita
...
ini dadaku ... mana dadamu ...*
karena sesungguhnya
aku adalah kamu, kamu adalah aku
sudahkah jiwa kita dipenuhi janji bagimu negeri
kecutkah nyalimu tampil menantang badai jaman
bagi tekad kita sendiri
sebelum kamikami persembahkan
sebuah negara merdeka
tanpa penyesalan
tanpa sampah jaman
(tanpa kata ragu)
...
sekali tersemat indonesia dalam dada
sekali badan diijinkan bernyawa
sekali merdeka
tetap merdeka
...
di tiap malamku
di saatsaat jelang tidurku
kosonglah kosong
...
jika proklamasi ada atau tiada
di antara suara dan rasa
di antara nyata dan ilusi
tidakkah aku tertampar atas nasip bersama
atas janji-janji kita, k a w a n
...
mata berkaca......pada jasajasad penuh tekad bertaruh nyawa
benak berkaca....pada jiwa tanpa tersisa kata menyerah menantang jaman
nilai yang tiada terbandingkan
untuk perjuangan kelak bangsa dan negara
pengorbanan dan kesetiaan siapapun ia
mutiara terindah sepanjang sejarah
...
aku bergegas bangkit
ketika terdengar aliran darah mericik
aku sirnakan suara parau
yang mengaburkan kejernihan pikiran dan jiwa
sebab sinar matahari esok
akan sucikan lembaran putih ketikan proklamasi
...
tapi malam ini, kawan
kataku sekali tidak
tidak kataku
aku tidak tertidur, kawan
selamanya
menyatakan kemerdekaan
untuk selamanya
...
mari,...kembalikan jiwa waktu
mari,...uraikan lembaran tambo
mari,...mencari pembenaran dalam kejujuran
untuk apa
kita merdeka
...
para pujangga luhur lepaskan syairsyair
para penari latar lembutkan raga di tiap ujung bait
kirimkan aku setulusnya tanda frasa
bhinneka tunggal ika
...
ada rumput hijau menghampar di sini
ada lautan luas membiru di sana
ada nisan terpateri nasihat patriot
di sana..., di sini...
di tanah tumpah darah kita
tepat di ujung kaki membumi
menanyakan kembali janji
anak-anak negeri
...
tetaplah kain itu berkibar, kawan
tetaplah
dalam damai atau prahara
tetaplah
merah putih menyatukan jiwa
tetaplah
satu demi satu, aku dan kamu
isi setiap lekuk ukiran bumi pertiwi
dengan agenda prestasi bangsa
yang menjadi kebanggaan bersama
siapapun kita
...
ini dadaku ... mana dadamu ...*
karena sesungguhnya
aku adalah kamu, kamu adalah aku
sudahkah jiwa kita dipenuhi janji bagimu negeri
kecutkah nyalimu tampil menantang badai jaman
bagi tekad kita sendiri
sebelum kamikami persembahkan
sebuah negara merdeka
tanpa penyesalan
tanpa sampah jaman
(tanpa kata ragu)
...
sekali tersemat indonesia dalam dada
sekali badan diijinkan bernyawa
sekali merdeka
tetap merdeka
...
malam ini aku bersujud
mensyukuri apa yang telah dipercayakan Allah
kepada semua anakanak bangsa
kepada pejuangpejuang negara
kepada k a w a n ?
mari buktikan nyali atas janji
mengabdi, mengabdi, mengabdi
mensyukuri apa yang telah dipercayakan Allah
kepada semua anakanak bangsa
kepada pejuangpejuang negara
kepada k a w a n ?
mari buktikan nyali atas janji
mengabdi, mengabdi, mengabdi
*Kutipan kata-kata Soekarno.
Didedikasikan untuk Sayuti Melik.
Didedikasikan untuk Sayuti Melik.