Pertama, Sejarah Aprilku

The Rhythm Of Love lyrics by Plain White T's

My head is stuck in the clouds
She begs me to come down
Says "Boy quit foolin' around"
I told her "I love the view from up here
Warm sun and wind in my ear
We'll watch the world from above
As it turns to the rhythm of love"
We may only have tonight
But till the morning sun you're mine all mine
Play the Music low and sway to the rhythm of love

My heart beats like a drum
A guitar string to the strum
A beautiful song to be sung
She's got blue eyes deep like the sea
That roll back when she's laughing at me
She rises up like the tide
The moment her lips meet mine
We may only have tonight
But till the morning sun you're mine all mine
Play the Music low and sway to the rhythm of love

When the moon is low
We can dance in slow motion
And all your tears will subside
All your tears will dry

Ba-ba ba-ba ba-ba baba
Da da-da dum da-da dum
Ba-ba ba-ba ba-ba ba-ba
Da da-da dum da-da dum

And long after I've gone
You'll still be humming along
And I will keep you in my mind
The way you make love so fine
We may only have tonight
But till the morning sun you're mine all mine
Play the music low and sway to the rhythm of love

Pertama, Sejarah Aprilku

Ada kalanya langkah terhenti di hilir malam kerinduan
Di antara gema-gema kepasrahan, terurai harapan
Terkadang membumbung di ujung khatulistiwa siang, heningkan angan
Di atas lantunan lembut pucuk-pucuk dedaunan, lamunkan rintik hujan

Kini langkahku sejenak tertambat,
seksama mencari siliran bayu hantarkan madah pujian
Seiring irama kasih para sahabat,
tertegun di hadapan malaikat 'mu aurakan kedamaian

Engkau katakan ingin pejamkan mata
tak hendak bersedih, tak hasratkan tawa
Kulepaskan mohon maaf melirih, inginlah mimpi selalu bercengkerama
Namun tidaklah untuk malam ini,
tak usah hiraukan kata-kata, 
"Satu bisikan dari jernihnya air telaga sunyi
hidup itu indah, seindah pertama jalinan aksara-aksara kita saling menyapa"

Jelang ujung malam sejarah, 'ku rentakkan diri di atas ulangan waktu
takkan takluk 'tuk selalu candakan lara, takkan sanggah bahagia 'tuk laras menyatu

Saat saka-saka suci teguhkan satu takjub... terjamu,
engkau kenakan ketulusan dengan satu jubah sakral baru 
Tersimpul tali-tali darah lingkar hati persaudaraan kekal... bersuluh
terangi jalan panggilan hidup di puncak pendaran-pendaran doa dan syukurku

Semaian kasih bangkitkan maha manna kalbu,
redup bayang-bayang tilas semu,
lelah pelarian hari ke hari resapkan ragu
pastilah itu berlalu

Sayup-sayup perlahan melantang,
tangisan bayi mungil memecah sunyi
Wujud awal kehadiran ditimang-timang,
buah rahim kasih nan murni karunia Ilahi

Terpancar bangga dari binar mata Ayah dan Bunda,
indah panjikan warna-warni pelangi
Kuncup-kuncup bunga mekar merekah,
riasan elok jiwa mereka naungi janji-janji

Tubuhmu berpangku di haribaan kerinduan,
ulur penantian tiadalah terperi
Terlintas kan sirna seketika air wajah haru tuluskan senyuman,
tanpa tangis nyaring lucu dan tawamu berseri-seri
sepanjang hari

Ijinkan reka cita ini bersemayam di hati, 
dan bersenandunglah gubahan sapaanku mengabdi
Satu kenangan yang telah tertandai, 
detik itu juga karunia pertama menanti,   
goresan tinta abadi di atas prasasti
Always..... 
April kita lestari


Puisi lanjutan terkait : Cedarku, Kejarlah Impian Pagimu (April II)