tag:blogger.com,1999:blog-43220462326160352722024-03-08T19:23:18.812+07:00Fiksirekonrangkaian prosa, puisi, lirik lagu, musik, dan ulasanAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/10712754970991772023noreply@blogger.comBlogger75125tag:blogger.com,1999:blog-4322046232616035272.post-82516639510944313572014-07-09T02:14:00.000+07:002015-12-14T12:15:46.814+07:00Eufemisme DiskriminasiMomen Kuda Lumping*
Setelah tiada hari tanpa kata-kata musuh, jangan tanyakan, besok, masihkah gudang raksasa kita cukup menampung persediaan makanan. Tanyakanlah kepadaku, siapa yang kita makan hari ini.** Kalap lapar menghalangi pandangan. Epilog serasah sunyi membuka pintu pelampiasan. Syurga alasan-alasan menambun akar-akar penyalahgunaan kekuasaan. Prinsip-prinsip makanan utama para awam. Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10712754970991772023noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4322046232616035272.post-64764277525541239672014-07-09T02:07:00.001+07:002014-07-27T23:09:35.936+07:00Mahatahu yang EntahMomen Kuda Lumping*
“Hai, Master Banner! Mungkin, mungkin Master menyangka karakterku bersusur galur ‘equus ferus’, asli keturunan bernaluri liar. Ah, aku ndak punya kutil di bawah ekor. Aku kian jinak dan kian mahatahu. Ada sesuatu yang ditutup-tutupi Master dan dipaksa wajar. Panorama di telinga Master tak lain gelegata yang merawan nyali seputar peras-memeras keringat kreativitas dengan Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10712754970991772023noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4322046232616035272.post-55707122427536162632014-07-09T01:52:00.000+07:002014-07-29T01:39:09.142+07:00RevolusiMomen Kuda Lumping*
Kuda lumping dicanteli. Master bersedia mandi. Satu botol parfum Ojo Lali mengguyur, fantasi mendahului isi. Ekstrak nilam bauran kapulaga, kayu ambar juga aras Virginia, sedikit rum pada aldehida. Aura berpadu lembayung muda, semburat bara intens membura.
Master dan Maestro bersisikan yupa prasasti. Inskripsi memashurkan pampasan abiotik abece yang sarat bagi-bagi hasil Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10712754970991772023noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4322046232616035272.post-21483017700288415942014-07-08T21:14:00.001+07:002014-07-23T22:29:27.176+07:00Combro Terdistorsi TsunamiMomen Kuda Lumping*
“Dulu, ikon tarung kuda-luping kami digilas cakrabuana. Ya, dipanas-dinginkan. Dulu, formula terbaik profesor-profesor digubris sepi. Ya, dipeti-eskan. Sambil meresapi musikalisasi, mari preteli pating kerintil! Yang jarang ngos-ngosan angkatlah tangan, lenturkan kaki, gerakkan kepala! Buang saja wajah kaku-kikuk, mari segarkan visi kita yang dulu-dulu itu! Kiri-kanan, Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10712754970991772023noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4322046232616035272.post-75401072059260353972014-07-08T20:31:00.001+07:002014-07-23T22:30:25.232+07:00Kami Bandwagon-muMomen Kuda Lumping*
Rencana trek akhir tutup besok pukul 12.00. Satu setengah jam tepat sebelum undangan. Waktuku cukup buat mengemas amunisi baru. Minimal yang bakal disorot tajam terpetakan dan jeda panjang terhindarkan. Terdengar dari ruang pencakar langit aktivasi sinyal pengendali, “Yes, Sir! Laporan diterima. Saatnya bebas beraksi.”
“Magiku! Kopi kental kita siap menemani pengayaan Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10712754970991772023noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4322046232616035272.post-90946608171257820192014-06-21T05:20:00.000+07:002014-07-23T22:31:27.114+07:00Catatan tentang InspirasiMomen Kuda Lumping*
Kusimpan kisah ini terkait ‘harus diimbangi’ dan kontroversi tulisan Kasim di majalah mahasiswa. Cocok dia dengan doktor itu. Lain habitat sama cergas. Pada saat memberikan materi latihan dasar kepemimpinan - kegiatan rutin eksternal - sebenarnya dia yang kuaplaus.
Lupakan dulu proses yang mengandalkan memori! Terkadang hambatan interpretasi tak ketulungan meleletkan. Rekam Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10712754970991772023noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4322046232616035272.post-66103164168886884782013-08-18T22:04:00.000+07:002014-07-22T14:05:09.428+07:00Firasat 20.30
siapa seperti damai yang menguratnadi
tiada rentan memeta sayatan segala mula
pergilah saja, tunjukkan telahan ini tiada
bagaimana dinazar seketika sadar dimiliki
siapa peduli seperti sapaan rindu menyigi pagi
tiada tertahan napas menghangati selasar pasrah
pergilah saja, berikan kesaksian dan kenakan tanda
bagaimana debudebu terseka Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10712754970991772023noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4322046232616035272.post-50982564793353867412013-04-30T12:01:00.001+07:002014-07-15T02:34:45.039+07:00Aksara Pasir (April III)<!--[if gte mso 9]> Normal 0 false false false EN-US X-NONE X-NONE MicrosoftInternetExplorer4 <![endif]--><!--[if gte mso 9]>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10712754970991772023noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4322046232616035272.post-21069956962423923112013-04-21T01:11:00.000+07:002013-09-29T08:05:14.269+07:00Tart Ultah Jadi Kangkung Asin (III)
Saat Dipanggil Mahasiswa
Aroma sangit terkuliti, satu-satu aksara bermutasi, kehendak murni tertitis ‘masih’. Bersama kandil dan lilin, bocah-bosah sedikit galau ini menerawangkan suajana mata Panta Rhei mengarifi perginya siang. Bersama nurani dan visi mahasiswa, mereka menyusun sandi sastra menyala indah sepanjang bantaran perginya malam. Mudah-mudahan peta maut Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10712754970991772023noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4322046232616035272.post-75222899630484505652013-04-21T00:58:00.000+07:002013-09-29T08:05:46.572+07:00Tart Ultah Jadi Kangkung Asin (II)
Menggarami Tanpa Tanya
“Diulangi, ya, saudara-saudara!” Aku malah berdiri sekalian membenarkan tali dan fokus senter kepala yang dipinjamkan Hira. Buyar konsentrasi terus-terusan dirisau gurau, bisa-bisa teler-keteter takkaruan. Kertas konsep di kantong jaket akhirnya diboyong jepitan jari.
“Masih suasana hati: There tersayang, sebenarnyaAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/10712754970991772023noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4322046232616035272.post-83896208703070711372013-04-21T00:39:00.001+07:002013-09-29T08:06:15.933+07:00Tart Ultah Jadi Kangkung Asin (I)
Pengantar Renungan di Puncak Ciremai
Ehem, kali ini terlintas kenangan masa kecil, belajar menyaur kangkung. Setelah menumis racikan bawang, plus ebi dan teri medan, terjunlah dari langit ke kawah, pucuk-pucuk daun nan segar bugar. Instrumen drumben sekonyong-konyong memancar cipratan gebyar-gebyar penuh suka cita. Apalagi yang dinanti rekahan detik berselang,Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10712754970991772023noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4322046232616035272.post-10780587331044568172013-03-08T02:38:00.000+07:002013-09-29T08:06:53.819+07:00Getaran Jemarimu Berimajiner
izinkan dia meminjam getaran jemarimu berimajiner
kau …
titik api menawaki
anggitan gita mengikuti
keausan temporal memunggungi
telanjang padanya mutiara di kaki
menjalari senarai semural imajinasi
spektrum lirisliris monoton beranomali
pelurupeluru menggatra di dinding janji teruji
perpanjangan selongsong A – Z di guha stagnasi
terkecuali penyegeraan Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10712754970991772023noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4322046232616035272.post-13949255454277255272013-02-25T06:00:00.000+07:002013-09-29T08:07:26.618+07:00Bur, Sensasi Bukan SelaluBaru saja si ujung kaki menyentuh halaman depan Sekolah Dasar, terdengar teriakan seorang anak perempuan, “Om, Om! Neo pacar aku ya, Om!”
“Oh, yah?” sembari menghela nafas waras dalam tabung atmosfer, “Sini-sini!” lantas menghembuskan wibawa menyambut sangkakala ‘aneksasi wow’ seketika. Duh, semacam gertakan harus semacam anak alien. Perawakan mungil, wajah imut-imut, serasi. Ia Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10712754970991772023noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4322046232616035272.post-72748116661848578892013-01-28T00:06:00.000+07:002013-09-29T08:08:25.439+07:00Kalammu Litani Alam<!--[if gte mso 9]> Normal 0 false false false IN X-NONE X-NONE <![endif]--><!--[if gte mso 9]>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10712754970991772023noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4322046232616035272.post-3445870135273128792012-12-28T00:28:00.001+07:002013-09-29T08:10:53.354+07:00Mereka Julukiku Hanya (II)
Lembar Akhir : Puisi Anakku Terbilang
meratapi realitas hanya bonekaboneka f l a m b o y a n
glosari yang hanya melangkakan k e t e l a d a n a n
selain kerangka mereka hanya h i a s a n
perada berkodeks k e k u a s a a n
nyatanyata hanyalah peranti para generator m u l i a
yang bertubitubi merajam dengan hanyahanya&Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10712754970991772023noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4322046232616035272.post-4989793430136347412012-12-28T00:01:00.001+07:002013-09-29T08:11:24.607+07:00Mereka Julukiku Hanya (I)
Lembar Akhir : Puisi Anakku Terbilang
tidak memilih urutanurutan halaman hanya dengan tekersik t e r l e w a t i rohroh pemeraga zaman meniadakan peritperit membait hanya di pusaran i n t i terlukis hanya sesak memperkanon nafas mahasempurna m e n g g e n a n g i hanya di taman bergantung sekabut aroma m e m u s a r i
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10712754970991772023noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4322046232616035272.post-81172487264321257512012-12-27T23:22:00.001+07:002013-09-29T08:11:55.514+07:00Paragraf Saksi (II)
Lembar Pertama : Puisi Anakku Terbilang
malam kami menarik bulan ⫽ saat merasakan panasnya mentari ⫽ karna siangmu liurkan mentari ⫽ saat tanganmu sedingin malam
genggam tajam tawatawa setajam ⫽ pisau palet di kanvas jiwa memiara ⫽ babaran surga baru di diam merejam ⫽ jawablah jika ingin tidaklah lagi ⫽ sandarkan kalam ⫽ merahimi
engkau yang tiadakan aksara manakalaAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/10712754970991772023noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4322046232616035272.post-77169862028283916842012-12-27T23:00:00.005+07:002013-09-29T08:13:20.050+07:00Paragraf Saksi (I)
Lembar Pertama : Puisi Anakku Terbilang
jika anaknya tidak membuta ⫽ akibat
pecahan bom waktu ⫽
mereka tidak memperlakukan dia ⫽ seperti
anaknya sendiri ⫽
tidak terjadi apaapa ⫽ kata mereka kekar berkalikali
sementara ⫽ kami segaris
memori tersusun lama ⫽
subbagian kecil jerat pupa ⫽ di kacakaca kedap suaraAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/10712754970991772023noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4322046232616035272.post-86452610904059517572012-12-16T06:28:00.000+07:002013-09-29T08:14:35.710+07:00Pengatar Puisi Anakku Terbilang (I)
Dari tumpukan berkas di meja sahabatku, Barry B. Hirah, terselip dua lembar kertas ber-print out bait-bait puisi. Pikiran lagi-lagi terpaku setelah kurapal habis. Siapa dia sebenarnya? kenalku sebatas pergerakan. Dia pendatang baru, luwes, karismatik, eksentrik, rada geeran, dan cepat diterima. Takbutuh setahun aktif dinobat menjadi jenderal lapangan.
Dalam sebuah acara Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10712754970991772023noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4322046232616035272.post-33326638922439742992012-12-16T06:27:00.000+07:002013-09-29T08:14:00.939+07:00Pengatar Puisi Anakku Terbilang (II)
Kunci kamar kos Sobatku sengaja dititipkan.
Maklum anak gaul. Senang dengan proyek rahasia. Baru saja lulus kuliah, eh,
langsung nikah. Daripada perut besar calon pendamping tergosip
tetangga.
Sayang sekali, Hirah kehilangan momen
menyaksikan kelahiran anaknya. Penasaran yang tiada terbendung lagi sesegera
mungkin menimang-nimang buah hati. Karena itulah nasibnya menguliahi,
“Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10712754970991772023noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4322046232616035272.post-39108012750964639552012-11-23T10:13:00.005+07:002014-07-12T13:18:49.069+07:00Kode-Kode Kamuku-Akumu!?Mengapa mereka baik-baik sama Ayah?
Daripada membuta siapa kamu di matanya
dengan ‘satu kuas’ kaulukiskan seribu protokoler negara
Daripada ketahuan amnesia langgammu di mulutnya
dengan ‘satu troli’ kaubacakan seribu tralala
Kau mungkin berpikir
hanya karna suaraku di matamu
akumu orang-orangan di jangkarku?
dengan ‘satu suara’
kaupoles kaca tabung sehalus debu
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10712754970991772023noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4322046232616035272.post-75672654671445200082012-11-20T01:09:00.000+07:002013-09-29T08:15:45.615+07:00Anugerah di Ceruk Kematian
Amatilah perhelatan musim hujan di sekeliling kita, di sana, kan kautemukan ilalang hijau, tumbuh bersama rima panggilannya, kerelaan mendedikasikan diri kepada sekawanan anak rusa, tak terkecuali batinku merasa, seakan-akan menyetarakan haru yang muskil terperi, merasuki diri, kesejatian alam yang setia merinaikan imaji, yang menarah di bingkahan tanah, aroma rambut akar dengan serimbun Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10712754970991772023noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4322046232616035272.post-78184737651264895152012-10-11T08:55:00.003+07:002014-07-12T14:22:45.355+07:00Maunya Apa sih? Dari Dulu Nggak Ngerti-ngerti (Bongkar)
"Ma, coba aku dulu jadi keluar negeri. Pasti uang kita sudah banyak."
"Wah, nggak ada Neo dong."
"Iya ya. Ma, coba dari dulu aku ikutan teman-teman main politik. Pasti uang kita banyak."
"Pa, ada lo cerita, Si Ono teman kita dulu, pengacara sekarang. Disekolahin mertuanya, malah istrinya diduain. Manut lagi istrinya. Kasihan. Dia kan rada keren. Pas menang perkara, ditempelin cewek-cewek cantik.Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10712754970991772023noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4322046232616035272.post-48481135288822088202012-09-30T09:52:00.001+07:002013-09-29T08:16:38.170+07:00Nyamuk Usil di Hidung Nyonya Re-Potifar
Seekor nyamuk sedang usil di hidung mancung mulus, Nyonya Re-Potifar. Gara-gara mulut lebar Nyonya kalang kabut, "Blah, blah, blah!" sampai tiga kali. Dentumannya dahsyat bagai pukulan pentungan sebesar Monumen Nasional. Pas vonis keempat dijatuhkan, hidungnya bersin-bersin, gemparlah seisi jagad raya. "Ini dia yang ditunggu-tunggu, Supernova." Tidak ada yang perlu ditutupi lagi, setelah Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10712754970991772023noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4322046232616035272.post-29268674895347686512012-05-20T07:00:00.001+07:002013-09-29T08:17:30.309+07:00Bisikan Hati, Kasih Lebih MembahagiakanJenny, pernahkah teringat olehmu waktu kita kejar-kejaran di pantai? Hanya kita berdua di kala hujan. Kita belum mengenal romantika cinta karena hidung kita masih berleleran. Yang aku dan kamu tahu hanya canda dan tawa. Itulah tanda kenangan betapa bahagianya kita. Bayangkan terulang kembali di saat-saat ini. Malu? berarti kita telah mengenal artinya xuit xuit.
Apakah kita selalu ragu bahwa Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10712754970991772023noreply@blogger.com